RESENSI BUKU

 Cerita Rakyat Dari Sumatera Utara

A. IDENTITAS

Judul : Putri Lopian

Penulis : Yolferi

Penerbit : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Tahun : 2016

Tebal : 56 Halaman + 10 Halaman Prakata dan Daftar Isi

Bahasa : Indonesia

Sampul : Latar Putih, Ungu, Merah, Hijau, Biru, dan Hitam

B. ORIENTASI

(1) Buku ini di tulis oleh Yolferi, beliau lahir di Bangkinang, Riau 13 Juli  1971. Menikah dan dikaruniai tiga anak. Saat ini menetap di Medan. Menjadi anggota Ikatan Penerjemah Pemerintah Indonesia ( 2012-sekarang).  Mengikuti pendidikan singkat Interpreting and Translation selama 10 Minggu di Monash University pada tahun 2014. Aktif sebagai pengajar Bahasa ndonesia bagi penutur Asing (BIPA) Balai Bahasa Sumut (2007-sekarang). Menjadi Pengajar BIPA di Suez Canal University dan Pusat Kebudayaan Indonesia Kairo (November s.d Desember 2015).

(2) cerita rakyat ini merupakan karya sastra yang dimiliki oleh masing-masing suku bangsa. Sehingga dengan kehadirannya buku ini di tengah masyarakat memberi banyak manfaat. Selain menghibur, cerita rakyat juga memberi pesan dan contoh positif dalam masyarakat pemilik dan penikmatnya. 


C. TAFSIRAN ISI

(3) Buku ini memaparkan cerita rakyat yang berasal dari sumatera utara yaitu putri lopian yang merupakan anak dari seorang raja yang baik hati, cantik dan penyanyang binatang. Di sini para pembaca akan di bawa hanyut oleh ceritanya yang bercampur aduk mulai dari bahagia hingga kesedihan yang menerpa putri lopian  karena orang tuanya meninggal di usianya yang masih 9 tahun karena terjadi ombak besar. Sebelum meninggal, ayahnya memberikan kalung emas berbentuk patung manusia dan berpesan ketika usia pernikahan putri lopian yang ke 17, ia harus mengadakan upacara Mangusung Buntie. Para pembaca juga akan merasakan kegigihan dari seorang putri lopian yang harus bangkit dari kesedihannya setelah ditinggalkan oleh orang tuanya. Dan harus berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 

(4) Sampai ketika ia tumbuh dewasa bersama-sama dengan para hewan-hewan yang selalu mengikutinya dari kecil. Putri lopian tumbuh  menjadi seorang wanita yang sangat mandiri, pintar memasak, ia pun sangat pintar berenang. Hingga suatu ketika terdengar isu-isu mengenai dirinya yang berparas cantik bagaikan peri itu terdengar ke telinga raja sipan siaporos. Raja Sipan Siaporos ini memiliki seorang putra yang bernama pangeran Badiri, ketika mendengar itu kemudian di adakanlah sayembara jika ada seorang wanita yang masakannya paling enak maka ia akan dipersunting oleh pangeran Badiri anak dari Raja Sipan Siaporos. Mendengar hal itu, banyak para wanita-wanita yang berbondong-bondong untuk mengikuti sayembara tersebut. Begitu juga dengan putri lopian  ia mengikuti sayembara tersebut dan berhasil menang. Kemudian ia di nikahi oleh Pangeran Badiri dan dikaruniai 4 orang anak.

(5) Ketika usia pernikahannya ke 17 , putri lopian mengadakan acara Mangusung Buntie seperti pesan ayahnya namun, di hari yang sama seketika terjadi angin, ombak dan badai. Semua para rakyat di sekitar lari ke gunung tetapi puti lopian malah berdiri dan melamun seperti menunggu ombak yang menghampirinya. Ia kemudian teringat dengan kejadian yang telah terjadi berpuluh-puluh tahun yang menimpa orang tuanya. Lalu alangkah terkejutnya Pangeran Badiri dan anak-anaknya melihat putri lopian, mereka berteriak dan ingin menolong putri lopian yang telah terbawa kuatnya Ombak namun karena ombaknya sangat besar  putri lopian tidak bisa terselamatkan.  anak-anak putri lopian tidak henti- hentinya sungguh malang nasib mereka. Ketika itu Pangeran Badiri mengatakan kepada anak-anaknya agar merelakan kepergian ibundanya karena ini sudah takdir dari maha kuasa.


D. EVALUASI

(6) Banyak sekali keunggulan yang terdapat dalam buku ini. Mulai dari karakter tokoh putri lopian yang dapat menginspirasi banyak orang seperti sifat kemandiriannya, serta kegigihannya dalam menghadapi masalah. Buku ini juga mengandung pesan- pesan yang positif  yaitu harus lebih berhati-hati  bagi nelayan serta harus cerdas dalam membaca situasi dan keadaan cuaca.

(7) Akan tetapi, buku ini juga memiliki kelemahan di antaranya adalah gambar –gambar yang disajikan tampak tidak dinamis dan sangat tidak menarik. Bukan hanya itu saja bahasa yang digunakan sangat terbelit-belit dan susah untuk dimengerti untuk para pembacanya yang masih anak-anak, di buku ini juga banyak terdapat bahasa-bahasa istilah daerah yang susah dimengerti. 


E. RANGKUMAN

(8) Buku yang merupakan cerita rakyat dari sumatera utara ini, banyak memberikan hiburan dan pesan-pesan positif bagi para pembaca karena karakter tokohnya yang sangat menginspirasi. Serta upaya-upayanya dalam menghadapi permasalahan. Buku ini sangat membuat penasaran  bahkan sampai tidak bisa di tebak endingnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Perbedaan Teks Akademik dan Teks Nonakademik

Ciri-Ciri Teks Akademik Beserta Contohnya

Cara dan frekuensi lama waktu belajar mahasiswa yang tinggal di rumah dan kos-kosan